Presiden Jokowi memberikan arahan terkait Inflasi bahwa tidak boleh main-main terhadap hal ini. Bank Indonesia juga meyakini penyelesaian inflasi ini dapat di selesaikan dengan cara melakukan kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Destry Damayanti, Gubernur Bank Indonesia menyebutkan bahwa pemerintah daerah merupakan kunci paling utama dalam mengatasi inflasi. Sebab inflasi pangan merupaka faktor utama mendorong inflasi secara nasional. Karena memang akhirnya inflasi ini ada di daerah dan tidak di mapping oleh pusat.
Sehingga peran yang penting di pegang oleh pemerintah daerah untuk mengendalikan Inflasi yang terjadi di negara ini.
Arahan Terkait Inflasi
Pada bulan Agustus 2022 lalu, inflasi mencapai puncak tertinggi 12% sehingga membuat Presiden Jokowi turun tangan. Hingga memberikan arahan terkait inflasi memerintahkan agar di bentuk tim inflasi.
Dunia ekonomi dianggap sebagai penyakit yang perlu dihindari. Karena mampu menganggu tingkat kesejahteraan. Daya beli masyarkat Mejadi turun ketika harga naik, tapi pendapat tetap sama saja.
Baca Juga : Simak Tips Menjaga Kesehatan Mental Secara Sederhana
Destry Damayanti, juga menyampaikan turunnya daya beli masyarakat karena kenaikan inflasi bisa mengakibatkan hal fatal. Sehingga Pemda memiliki peran penting untuk mengendalikan permasalahan inflasi. Hal ini, mengingat bahwa bahan-bahan pangan dihasilkan dari permerintaj daerah.
Selanjutnya juga harus menggalakkan kerjasama antar daerah untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat di produksi sendiri. Destry juga menyampaikan, pemerintah daerah harus memiliki mapping, yang nanti menjadi lumbung pangan. Dan juga tingkatkan perdangan diantar wilayah atau daerah.
Sehingga sangat di harapkan peran aktif dari pemerintah daerah. Baik provinsi, kabupaten, kota, untuk bersama-sama menangani inflasi tersebut dan menjadi arahan terkait inflasi.
Inflasi Juga Terjadi di AS
Muhammad Chatib Basri, Ekonomi senior menyampaikan bahwa AS sendiri memerlukan resei untuk menurunkan inflasi tinggi. Hal ini terlihat dari data beveridge curve. Yakni ketidak seimbangan tingkat lowongan kerja tinggi sedangkan pengangguran rendah. Yang artinya banyak pekerjaan yang ditawarkan tapi tidak ada orang untuk dipekerjakan.
Hal ini terjadi sebab timbulnya ketidak cocokan. Karena lowongan kerja tersebut meminta orang datang secara langsung ke tempat kerja tersebut. Sementara banyak orang yang menginginkan kerja remote atau tidak perlu datang ke tempat kerja.
Menurutnya, dalam kondisi ini walaupun tingkat pengangguran di AS rendah, tapi lowongan kerja masih membutuhkan pekerja jauh lebih besar. Inilah yang menjadi implikasinya.
Sehingga bisa di bayangkan jika hal itu terjadi, upah di negara AS akan naik. Begitu juga inflasi negara ikut naik. Laju inflasi di negara Amerika Serikat tampak melonjak tinggi pada bulan Februari 2022.
Hal ini didorong oleh naik harga bensin serta naiknya harga makanan dan perumahan. Oleh sebab itu, kata Cahtib keuangan di AS mengatakan tampaknya Amerika membutuhkan resesi untuk menurunkan inflasi.
Karena walaupun banyak lowongan pekerjaan, akan menyebabkan upah sangat tinggi. Sehingga mau tidak mau harus banyak pengangguran untuk membuat inflasi tersebut menjadi turun. Hal ini disampaikan oleh Mantan Menteri Keuangan AS, Larry Summers.
Oleh sebab itu Summer’s mengajurkan agar The FED untuk menaikan bunga secara agresif. Dan itulah langkah yang diambil. Agar bisa mengatasi inflasi tersebut dengan baik.
Dari kejadian inflasi yang teradi di negara maju seperti Amerika Serikat memberikan gamabaran, bahwa negara maju sekalipun bisa terkena inflasi. Karena ini merupakan sebuah penyakit yang seringkali di alami oleh berbagai negara.
Presiden Jokowi juga telah memberikan peringatan yang serius. Bahwa tidak boleh main-main dengan inflasi. Sehingga memberikan arahan terkait inflasi, untuk bisa mengatasinya.
Baca Juga : Tips Mengamankan Akun Facebook Dari Serangan Hacker